Senin, 12 Maret 2012

Peninggalan - Peninggalan Sejarah


Peninggalan - Peninggalan Sejarah



1. Makam

di daerah Panyabungan banyak terdapat kuburan-kuburan lama dari jaman pra-Islam.

Sebahagian dari kuburan-kuburan tersebut telah hancur akibat ulah penggali-penggali liar yang membongkar kuburan-kuburan ini guna mengambil harta benda yang terdapat di kuburan ini, antara lain piring-piring keramik besar asal Cina serta perhiasan-perhiasan dari tembaga. 

Desa Huta Siantar, hanya beberapa kilometer jaraknya dari Panyabungan. Di desa Huta Siantar ini terdapat berbagai kuburan-kuburan lama yang dibuat dari batu bata dan kemungkinan berasal dari awal jaman masuknya agama Islam.

Sebuah batu bulat besar dengan diameter 84 cm, Setengahnya tertanam dan penuh dengan lumut. Batu tersebut sesudah dibersihkan dari lumutnya. tampak sebuah ornamen geometris berbentuk bintang sepuluh. Dengan bantuan penduduk setempat kami membalikkan batu ini dan sesudah bagian yang sebelumnya tertanam dibersihkan, tampak selain ornamen-ornamen berbunga juga sebuah inskripsi beraksara Arab.

Sesudah dibersihkan lagi, sebagian dari inskripsi dapat dibaca, antara lain "berpulang ke ....(tak terbaca) Sutan .... nabi kita Muhammad...."


dan sebuah angka yang tidak jelas lagi, kemungkinan 265. Rupanya batu ini adalah sebuah batu nisan dan kemungkinan angka ini merupakan angka tahun wafatnya Sutan tersebut.

Pemakaman Raja Huta Godang Mandeling Julu

setiap Huta mempunyai sebidang tanah perkuburan. Kebiasaannya letaknya di luar Huta, tampi masih mudah didatangi. Selain daripada tanah perkuburan, di sekitar Huta biasanya terdapat pula tanah perkuburan makam-makam leluhur yang mula-mula membuka Huta tertentu. Pada masa lampau, walaupun tidak dengan cara-cara yang khusus dan istimewa, tempat makam leluhur dihormati oleh penduduk Huta. Meskipun tidak merupakan suatu tradisi yang mengikut, tetapi kalau Raja atau anggota keluarga Raja meninggal dunia, mereka dikebumikan di pemakaman leluhur.


Pemkaman Lobu
Di tanah-tanah perkuburan kuno yang dipanggil lobu atau huta lobu banyak terdapat patung batu. Dalam bahasa Mandailing, patung ini disebut batu tagor, yang menurut kepercayaan, dapat memberi tanda (isyarat) dengan suara gemuruh apabila akan terjadi sesuatu hal kepada keluarga raja. Selain batu tagor terdapat patung yang dinamakan batu pangulu balang yang biasanya terdapat di sudut desa, yang menurut kepercayaan, menjaga desa dan akan memberi pertanda apabila ada sesuatu yang akan menganggu penduduk. Patung-patung batu tagor dan batu panghulu balang, yang diakui oleh orang-orang Mandailing sebagai warisan nenek moyang mereka kelihatannya sama sekali berbeda dari patung-patung peninggalan zaman Hindu dan Buddha.

 Pemakaman Raja Junjungan Lubis sayurnainchat Mandeling Julu

Tempat yang bernama Padang Mardia, terletak lebih kurang 2 km dari pasar Panyabungan sekarang, dahulunya terdapat banyak patung-patung batu dan kuburan kuno. Patung batu yang dahulunya banyak terdapat di tempat tersebut lama-kelamaan menjadi punah kerana dirusakkan oleh penduduk sekitarnya yang anti "berhala". Kini yang masih tersisa hanya beberapa kuburan kuno dan pecahan-pecahan patung



2. Sangkalon Simbol Keadilan

Sangkalon adalah lambang keadilam dalam masyarakat Mandailing. Patung ini juga dipanggil si pangan anak si pangan boru (si pemakan anak lelaki, si pemakan anak perempuan), yang melambangkannya suatu sikap atau nilai budaya bahwa demi tegaknya keadilan anak kandung sendiri harus dibunuh kalau ternyata melakukan kesalahan yang menuntut hukuman itu. Dengan perkataan lain, keadilan tidak pilih kasih.

Caption: Patung batu Sangkalon di Bagas Godang
Credit: Abdur-Razzaq Lubis

         












                    Caption: Patung kayu Sangkalon di Sopo Godang                      
                                                                 Credit: Abdur-Razzaq Lubis    


    
3.  Pustaha Mandailing

Meskipun bangsa Mandailing mempunyai aksara yang dinamakan urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk menulis kitab-kitab kuno yang disebut pustaha, namun amat sulit menemukan catatan sejarah mengenai Mandailing sebelum abad ke 19. Umumnya pustaha-pustaha ini berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu ghaib, ramalan2 tentang waktu yang baik dan buruk serta ramalan mimpi dan bukan tentang sejarah.

Urup Tulak-tulak

 














Nb: Dan masih banyak lagi peninggalan sejarah dari suku batak mandeling.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar