Minggu, 11 Maret 2012

Masakan Khas Batak ( Arsik)


 Masakan Khas Batak ( Arsik)


Makanan tradisional Dekke na Niarsik berasal dari kata Na NI-Arsik (arti secara sederhananya berarti ikan yang dikeringkan).

Mulai dari kelahiran, menikah hingga meninggal bagi orang Batak masing-masing memiliki prosesi yang wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan adat yang harus disampaikan. Dan dekke na niarsik Mulai dari kelahiran, menikah hingga meninggal bagi orang Batak masing-masing memiliki prosesi yang wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan adat yang harus disampaikan. Dan dekke na niarsik atau ikan mas arsik adalah wujud nyatanya. Yakni sebuah hidangan khas Batak yang menjadi symbol berkat kehidupan. Ikan mas yang diberikan haruslah dalam jumlah ganjil, satu,tiga,lima, tujuh. Masing-masing jumlah ini memiliki arti sesuai dengan ketentuan adat Batak, adapun arti dari jumlah ini adalah :

• Satu ekor diperuntukkan bagi pasangan yang baru menikah

• Tiga ekor bagi pasangan suami- istri yang mendapatkan anak

• Lima ekor bagi orang tua yang sudah mempunyai cucu

• Tujuh ekor diperuntukkan bagi pemimpin bangsa Batak saja. Dan jarang dipergunakan dikarenakan jumlah ini dianggap sudah  melewati batas masa kehidupan seseorang.

Mulai dari kelahiran, menikah hingga meninggal bagi orang Batak masing-masing memiliki prosesi yang wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan adat yang harus disampaikan. Dan dekke na niarsik Biasanya ketika anak lahir akan dilangsungkan selamatan sesuai adat Batak. Terutama jika yang lahir adalah anak pertama. Sesuai hukum adat Batak, pihak hula-hula (kelompok marga dari si ibu) harus menyediakan pasu-pasu yang dilambangkan dalam bentuk dekke na niarsik.

Tiga ekor ikan Mas yang diberikan melambangkan bahwa telah bertambah satu orang anggota dalam keluarga tersebut. Satu untuk si Bapak, satu bagi ibunya, dan satu lagi untuk anak yang baru lahir tersebut.

Bagi pasangan yang baru menikah, jumlah ikan yang diberikan orang tua sigadis hanya satu ekor ikan mas yang mana ini melambangkan harapan bahwa kedua orang yang mengikat diri dalam jalinan pernikahan tersebut telah menjadi satu. Ikan mas yang diberikan ini sekaligus melambangkan berkat berkat dari orang tua yang melepas si gadis karena ia telah menjadi bagian dari keluarga suaminya. Ikan mas yang diberikan adalah ikan betina yang bertelur. Hal ini diwajibkan bagi pasangan suami- istri yang baru menikah sebagai pertanda bahwa orang tua si perempuan berharap agar borunya (anak perempuan) dapat memiliki anak yang banyak.

Siapa sajakah yang berhak memberikan ikan mas arsik ini ? dalam hal ini yang dapat memberikan hanya kerabat dari pihak istri atau hula-hula saja yang boleh memberikan dekke na niarsik ini. Baik itu orang tua kandung, saudara laki-laki maupun komunitas marga dari pihak isteri. Pihak hula-hula selain orang tua kandung hanya boleh memberikan ikan mas arsik ini pada acara umum adat Batak. Misalnya, ketika menempati rumah baru, malua dan sebagainya.

Sejarah Arsik

   Ikan mas dulunya bukanlah ikan yang digunakan dalam setiap upacara adat Batak. Melainkan ikan ihan yakni sejenis ikan jurung yang hanya hidup di Perairan Danau  kabupaten  Samosir yang berdekatan dengan kabupaten Tapanuli Utara. Penangkapan ikan ini tidak boleh sembarangan karena ikan ini dianggap suci dan hanya boleh ditangkap pada saat upacara adat Batak saja, karena itu dikenal istilah dekke Si Tiho (ikan suci).

Menurut pengamat budaya Batak, dekke si Tiho ini diberikan dengan harapan supaya orang yang menerima ikan ini dapat bersih baik hati maupun perilakunya. Ukuran ikan yang digunakan biasanya beragam, bergantung pada masing-masing orang. Dari siku hingga ujung jari tangan merupakan ukuran terpanjang ikan ini. Sementara ukuran terkecilnya yaitu satu setengah jengkal tangan manusia dewasa. Karena mulai langka, mak ikan ini diganti dengan ikan mas hingga saat ini. Selain lebih ekonomis, ikan mas juga mudah untuk dikembangbiakkan. Ikan ini memang harus selalu ada dalam upacara adat Batak.

Penyajian dekke na niarsik saat ini jauh berubah dari penyajiannya yang sebenarnya, jika dulu dekke ini disajikan dengan terlebih dahulu direndam dengan lalang yang telah dihaluskan guna menghilangkan bau amis dan lendir dari ikan tersebut, yang selanjutnya setelah perut ikan mas dibersihkan kemudian diisi dengan dengan aneka bumbu berupa bawang Batak, andaliman, mobe (asam Batak asli). Lalu direbus dengan air yang diberi garam hingga mongering. Berbeda dengan dekke na niarsik saat ini yang menggunakan kunyit agar berkuah dan berwarna.

Penyajian yang sarat makna

   Penyajian dekke ini pada dasarnya tidak boleh sembarangan dikarenakan banyaknya makna yang terkandung didalamnya. Dekke yang akan disajikan haruslah tetap dalam kondisi utuh, mulai dari kepala hingga ekor. Sisiknyapun tidak boleh dibuang. Ini melambangkan gambaran utuh kehidupan manusia. Ikan tidak boleh dipotong-potong karena orang yang menerinya tidak akan memperoleh keturunan, memotong-motong ikan ini sama artinya dengan mengharapkan orang yang menerimanya tidak memperoleh keturunan. Selain itu dekke na niarsik ini harus disajikan dalam posisi berenang dengan kepala menghadap ke orang yang menerimanya. Bila jumlahnya lebih dari satu, maka semua ikan harus dibariskan sejajar. Dalam bahasa Batak disebut dekke si mundur, keluarga yang menerima ikan ini diharapkan dapat berjalan sejajar atau beriringan menuju arah dan tujuan yang sama. Sehingga bila ada permasalahan dan rintangan yang menghalangi dapat diselesaikan secara bersama oleh setiap anggota keluarga

Na niarsik dapat juga diberikan kepada pihak atau orang untuk memohon kesembuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa, selain itu kerabat yang menderita salah satu penyakit yang sudah lama dan belum mendapat kesembuhan dapat juga diberikan dekke na niarsik ini. Dalam kegiatan adat lain misalnya, kegiatan adat sulang-sulang pahoppu (memberikan makanan kepada nenek dan kakek) makanan ini juga sangat dibutuhkan bahkan menjadi salah satu syarat utama.

Dalam makanan tradisional ini terkandung kajian etnobotani khususnya dalam bidang etno pangan. Kami akan memaparkan secara jelas apa-apa saja yang menjadi bahan-bahan utama pembuatan makanan tradisional dekke na niarsik dan kaitannya dengan kajian etnobotani.

Makanan Dekke na Niarsik dan cara pengolahannya.

Untuk memperoleh hidangan makanan na niarsik ini dibutuhkan ikan mas (Cyprinus capris) yang masih segar, insang, kemudian dicuci bersih. Bumbu-bumbu rempah seperti andaliman, bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, cabe.

Penjelasan mengenai bahan-bahan lain untuk pembuatan makanan tradisional Batak  Dekke na Niarsik yaitu :

Bahan-bahan

1. Ikan mas segar, tidak dibuang sisiknya

2. Kacang panjang, potong 15 cm

3. lengkuas

4. Combrang, dimemarkan

5. Serai, dimemarkan

6. Jeruk nipis (asam glugur)

7. Andaliman secukupnya

BUMBU HALUS:

Bawang merah Kunyit

Bawang putih Cabai Merah

Kemiri Bawang Batak

Jahe Tomat

Penjelasan bahan-bahan pembuatan Dekke na niarsik :

1. Ikan Mas (Cyprinus capris)

     Ikan mas atau Cyprinus Caparis merupakan bahan utama dalam pembuatan makanan tradisional

     dekke na niarsik.

2.  Kacang panjang ( )

    Kacang panjang dalam masakan dekke na niarsik merupakan bahan tambahan yang biasanya dimasukkan

     ke dalam perut ikan.

3.  Lengkuas ( Alpinia Galanga Swartz)

     Lengkuas (Halas dalam bahasa batak) dalam masakan arsik berfungsi sebagai penambah rasa pedas

     disamping cabai dan andaliman.

4.   Serai (Cymbopogon Cytratus)

      Serai berfungsi untuk menghilangkan bau amis pada dekke na niarsik.

5.   Asam Gelugur (

6.   Andaliman (Zhantoxylum Acanthopodyum DC)

      Andaliman (ittir-ittir dalam bahasa Batak ) merupakan bahan penyedap rasa yang berfungsi sebagai

      penambah rasa pedas pada masakan arsik dan bisa membuat lidah bergetar-getar.

7.   Cabai Merah (Capsicum Annum L)

8.   Bawang Merah ( Allium Cepa L)

9.   Bawang Putih (Allium Sativum L)

10. Bawang Batak (Allium Odorum L)

11. Kunyit (Curcuma Domestica Val)

     Dalam masakan dekke na niarsik, kunyit berfungsi sebagai pemberi warna kuning.

12. Jahe (Zingiber Officinale Roxb)

13. Kemiri ( Alleurites Molluccana (L) Willd)

     Dalam masakan dekke na niarsik kemiri berfungsi sebagai pengental bumbu.

14. Rias (Nicolaia Speciosa (BI.) Horan)

     Rias berfungsi sebagai hiasan dan penambah aroma pada dekke na niarsik.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar