Masakan Khas Batak ( Arsik)
Makanan tradisional Dekke na
Niarsik berasal dari kata Na NI-Arsik (arti secara sederhananya berarti ikan yang
dikeringkan).
Mulai dari kelahiran, menikah
hingga meninggal bagi orang Batak masing-masing memiliki prosesi yang wajib
hukumnya untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan adat yang harus
disampaikan. Dan dekke na niarsik Mulai dari kelahiran, menikah hingga
meninggal bagi orang Batak masing-masing memiliki prosesi yang wajib hukumnya
untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan adat yang harus disampaikan. Dan
dekke na niarsik atau ikan mas arsik adalah wujud nyatanya. Yakni sebuah
hidangan khas Batak yang menjadi symbol berkat kehidupan. Ikan mas yang
diberikan haruslah dalam jumlah ganjil, satu,tiga,lima, tujuh. Masing-masing jumlah ini
memiliki arti sesuai dengan ketentuan adat Batak, adapun arti dari jumlah ini
adalah :
• Satu ekor diperuntukkan bagi
pasangan yang baru menikah
• Tiga ekor bagi pasangan suami-
istri yang mendapatkan anak
• Lima ekor bagi orang tua yang sudah mempunyai
cucu
• Tujuh ekor diperuntukkan bagi
pemimpin bangsa Batak saja. Dan jarang dipergunakan dikarenakan jumlah ini
dianggap sudah melewati batas masa
kehidupan seseorang.
Mulai dari kelahiran, menikah
hingga meninggal bagi orang Batak masing-masing memiliki prosesi yang wajib
hukumnya untuk dilaksanakan. Pada prosesi ini ada pesan adat yang harus
disampaikan. Dan dekke na niarsik Biasanya ketika anak lahir akan dilangsungkan
selamatan sesuai adat Batak. Terutama jika yang lahir adalah anak pertama.
Sesuai hukum adat Batak, pihak hula-hula (kelompok marga dari si ibu) harus
menyediakan pasu-pasu yang dilambangkan dalam bentuk dekke na niarsik.
Tiga ekor ikan Mas yang diberikan
melambangkan bahwa telah bertambah satu orang anggota dalam keluarga tersebut.
Satu untuk si Bapak, satu bagi ibunya, dan satu lagi untuk anak yang baru lahir
tersebut.
Bagi pasangan yang baru menikah,
jumlah ikan yang diberikan orang tua sigadis hanya satu ekor ikan mas yang mana
ini melambangkan harapan bahwa kedua orang yang mengikat diri dalam jalinan
pernikahan tersebut telah menjadi satu. Ikan mas yang diberikan ini sekaligus
melambangkan berkat berkat dari orang tua yang melepas si gadis karena ia telah
menjadi bagian dari keluarga suaminya. Ikan mas yang diberikan adalah ikan
betina yang bertelur. Hal ini diwajibkan bagi pasangan suami- istri yang baru
menikah sebagai pertanda bahwa orang tua si perempuan berharap agar borunya
(anak perempuan) dapat memiliki anak yang banyak.
Siapa sajakah yang berhak
memberikan ikan mas arsik ini ? dalam hal ini yang dapat memberikan hanya
kerabat dari pihak istri atau hula-hula saja yang boleh memberikan dekke na
niarsik ini. Baik itu orang tua kandung, saudara laki-laki maupun komunitas
marga dari pihak isteri. Pihak hula-hula selain orang tua kandung hanya boleh
memberikan ikan mas arsik ini pada acara umum adat Batak. Misalnya, ketika
menempati rumah baru, malua dan sebagainya.
Sejarah Arsik
Ikan mas dulunya bukanlah ikan yang digunakan dalam setiap upacara adat
Batak. Melainkan ikan ihan yakni sejenis ikan jurung yang hanya hidup di
Perairan Danau kabupaten Samosir yang berdekatan dengan kabupaten
Tapanuli Utara. Penangkapan ikan ini tidak boleh sembarangan karena ikan ini
dianggap suci dan hanya boleh ditangkap pada saat upacara adat Batak saja,
karena itu dikenal istilah dekke Si Tiho (ikan suci).
Menurut pengamat budaya Batak,
dekke si Tiho ini diberikan dengan harapan supaya orang yang menerima ikan ini
dapat bersih baik hati maupun perilakunya. Ukuran ikan yang digunakan biasanya
beragam, bergantung pada masing-masing orang. Dari siku hingga ujung jari
tangan merupakan ukuran terpanjang ikan ini. Sementara ukuran terkecilnya yaitu
satu setengah jengkal tangan manusia dewasa. Karena mulai langka, mak ikan ini
diganti dengan ikan mas hingga saat ini. Selain lebih ekonomis, ikan mas juga
mudah untuk dikembangbiakkan. Ikan ini memang harus selalu ada dalam upacara
adat Batak.
Penyajian dekke na niarsik saat
ini jauh berubah dari penyajiannya yang sebenarnya, jika dulu dekke ini
disajikan dengan terlebih dahulu direndam dengan lalang yang telah dihaluskan
guna menghilangkan bau amis dan lendir dari ikan tersebut, yang selanjutnya
setelah perut ikan mas dibersihkan kemudian diisi dengan dengan aneka bumbu
berupa bawang Batak, andaliman, mobe (asam Batak asli). Lalu direbus dengan air
yang diberi garam hingga mongering. Berbeda dengan dekke na niarsik saat ini
yang menggunakan kunyit agar berkuah dan berwarna.
Penyajian yang sarat makna
Penyajian dekke ini pada dasarnya tidak boleh sembarangan dikarenakan
banyaknya makna yang terkandung didalamnya. Dekke yang akan disajikan haruslah
tetap dalam kondisi utuh, mulai dari kepala hingga ekor. Sisiknyapun tidak
boleh dibuang. Ini melambangkan gambaran utuh kehidupan manusia. Ikan tidak
boleh dipotong-potong karena orang yang menerinya tidak akan memperoleh
keturunan, memotong-motong ikan ini sama artinya dengan mengharapkan orang yang
menerimanya tidak memperoleh keturunan. Selain itu dekke na niarsik ini harus
disajikan dalam posisi berenang dengan kepala menghadap ke orang yang
menerimanya. Bila jumlahnya lebih dari satu, maka semua ikan harus dibariskan
sejajar. Dalam bahasa Batak disebut dekke si mundur, keluarga yang menerima
ikan ini diharapkan dapat berjalan sejajar atau beriringan menuju arah dan
tujuan yang sama. Sehingga bila ada permasalahan dan rintangan yang menghalangi
dapat diselesaikan secara bersama oleh setiap anggota keluarga
Na niarsik dapat juga diberikan
kepada pihak atau orang untuk memohon kesembuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
selain itu kerabat yang menderita salah satu penyakit yang sudah lama dan belum
mendapat kesembuhan dapat juga diberikan dekke na niarsik ini. Dalam kegiatan
adat lain misalnya, kegiatan adat sulang-sulang pahoppu (memberikan makanan
kepada nenek dan kakek) makanan ini juga sangat dibutuhkan bahkan menjadi salah
satu syarat utama.
Dalam makanan tradisional ini
terkandung kajian etnobotani khususnya dalam bidang etno pangan. Kami akan
memaparkan secara jelas apa-apa saja yang menjadi bahan-bahan utama pembuatan
makanan tradisional dekke na niarsik dan kaitannya dengan kajian etnobotani.
Makanan Dekke na Niarsik dan cara
pengolahannya.
Untuk memperoleh hidangan makanan
na niarsik ini dibutuhkan ikan mas (Cyprinus capris) yang masih segar, insang,
kemudian dicuci bersih. Bumbu-bumbu rempah seperti andaliman, bawang merah,
bawang putih, lengkuas, kunyit, cabe.
Penjelasan mengenai bahan-bahan
lain untuk pembuatan makanan tradisional Batak
Dekke na Niarsik yaitu :
Bahan-bahan
1. Ikan mas segar, tidak dibuang
sisiknya
2. Kacang panjang, potong 15 cm
3. lengkuas
4. Combrang, dimemarkan
5. Serai, dimemarkan
6. Jeruk nipis (asam glugur)
7. Andaliman secukupnya
BUMBU HALUS:
Bawang merah Kunyit
Bawang putih Cabai Merah
Kemiri Bawang Batak
Jahe Tomat
Penjelasan bahan-bahan pembuatan
Dekke na niarsik :
1. Ikan Mas (Cyprinus capris)
Ikan mas atau Cyprinus Caparis merupakan
bahan utama dalam pembuatan makanan tradisional
dekke na niarsik.
2. Kacang panjang ( )
Kacang panjang dalam masakan dekke na
niarsik merupakan bahan tambahan yang biasanya dimasukkan
ke dalam perut ikan.
3. Lengkuas ( Alpinia Galanga Swartz)
Lengkuas (Halas dalam bahasa batak) dalam
masakan arsik berfungsi sebagai penambah rasa pedas
disamping cabai dan andaliman.
4. Serai (Cymbopogon Cytratus)
Serai berfungsi untuk menghilangkan bau
amis pada dekke na niarsik.
5. Asam Gelugur (
6. Andaliman (Zhantoxylum Acanthopodyum DC)
Andaliman (ittir-ittir dalam bahasa Batak
) merupakan bahan penyedap rasa yang berfungsi sebagai
penambah rasa pedas pada masakan arsik
dan bisa membuat lidah bergetar-getar.
7. Cabai Merah (Capsicum Annum L)
8. Bawang Merah ( Allium Cepa L)
9. Bawang Putih (Allium Sativum L)
10. Bawang Batak (Allium Odorum
L)
11. Kunyit (Curcuma Domestica
Val)
Dalam masakan dekke na niarsik, kunyit
berfungsi sebagai pemberi warna kuning.
12. Jahe (Zingiber Officinale
Roxb)
13. Kemiri ( Alleurites
Molluccana (L) Willd)
Dalam masakan dekke na niarsik kemiri
berfungsi sebagai pengental bumbu.
14. Rias (Nicolaia Speciosa (BI.)
Horan)
Rias berfungsi sebagai hiasan dan penambah
aroma pada dekke na niarsik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar