Senin, 12 Maret 2012


 Asal Mula Marga Nasution Si abu


Pada jaman dahulu di daerah Penyambuhan terdapat empat orang kakak beradik bermarga Nasution, keempat keturunan Nasution ini berjalan menuju arah Mandailing Jae untuk mencari tempat persinggahan ataupun tempat usaha yang baru setiba di Desa Gunung Tua, disana dibuat kesepakatan sesuai dengan umur. Maka yang tertua memilih dimana dia akan singgah terlebih dahulu, lalu sampailah di Desa Huraba, sedangkan ketiga orang adiknya melanjutkan perjalanan, adik kedua memutuskan untuk singgah ke desa Si Abu. Sementara adik ketiga dan keempat memutuskan untuk singgah ke Pagaran Bira.            
                                           
Yang tinggal di Desa Siabu bernama Sultan Kumala Sian Nasution, dia membuka perkampungan di pinggir sungai yang disebut Aek Siancing sekarang ini, setelah beberapa tahun membuka perkampungan maka Sultan Kumala Sian menikah  dengan seorang wanita yang dijodohkan orang tuanya, setelah puluhan tahun lamanya Sultan Kumala Sian mempunyai anak cucu, tetapi anak dan cucunya tidak tinggal bersamanya. Suatu hari melintaslah seorang musafir dengan kondisi sakit yang sangat mengkhawatirkan maka Sultan Kumala Sian menawarkan untuk bermalam keadaan orang tersebut semakin parah akhirnya Beliau memutuskan untuk mencoba mengobatinya dan dengan kepercayaan yang tinggi musafir tersebut akhirnya terselamatkan.                                                                                                                                                                                                                                                                   
Setelah penyakitnya sembuh sang musafir melanjutkan perjalanan. Di sepanjang perjalanannya musafir tersebut terus menceritakan tentang Sultan Kumala Sian yang mampu mengobati orang sakit dan membuka perkampungan dekat dengan Kayu Abu yang sangat besar sehingga menyebar ke pelosok negeri, orang ramai pun berdatangan untuk berobat serta banyak juga yang memutuskan untuk tinggal di desa tersebut. Seiring berjalannya waktu para saudagar banyak yang datang untuk berjualan dibawah pohon kayu yang sangat besar yang di sebut kayu abu tepatnya ditengah pasar Los Siabu sekarang. 
                                                                 
Semakin hari kayu besar tersebut tak mampu lagi menampung manusia yang semakin banyak dan akhirnya masyarakat pun sepakat untuk menebang kayu itu, kayu abu tersebut di kenang dengan cara menamakan perkampugan tersebut dengan nama Siabu .


Keluarga kami keturunan Nasution Siabu.

A. Zulkipli Nasution menikah dengan Darwati Hasibuan
    1. Ardani Nasution 
    2. Budi Nasution 
    3. Fatimah Nasution
    4. Azra Hyfa Nasution


nb: Marga yang di dipakai diambil dari ayah hanya keturunan pria yang dapat meneruskan marga ke anaknya sedangkan wanita hanya bisa menggunakannya sendiri, dilarang minakahi pria atau wanita yang semarga karena bersaudara jika yang melanggar biasanya akan terkena hukuman atau rumah tangga yang tidak harmonis. tetapi dimanapun, kapanpun jika bertemu semarga berarti kita bersaudara dan akan di perlakukan seperti saudara kandung.

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar