Upacara Adat Batak Mandeling
1. Gordang Sembilan untuk upacara Sakral
Gordang Sambilan adalah gendang
adat yang terdiri dari sembilan buah gendang yang relatif besar dan panjang,
dan digunakan dalam ucapcara perkawinan, penabalan dan kematian. Sabe-Sabe
selendang istiadat dipakai untuk upacara adat dan untuk tarian adat yang
disebut Tor-Tor.
Margordang, Gordang Sambilan.
Terlihat pemimpin gordang (Jangat) sedang menunjukka kebolehannya di hadapan
ribuan masyarakat di Tarlola Sibanggor.
Gordang Sambilan juga merupakan warisan
budaya bangsa Mandailing dan tidak ada duanya dalam budaya etnis lainnya di Indonesia.
dan Malaysia.
Gordang Sambilan diakui oleh ahli/pakar etnomusikologi sebagai satu ensembel
muzik yang teristimewa di dunia.
Oleh karena itu, pada masa lalu,
di setiap kerajaan otonom yang banyak terdapat di Mandailing harus ada satu
ensambel Gordang Sambilan. Alat musik sakral itu di tempatkan di Sopo Godang
(Balai Sidang Adat dan Pemerintahan Kerajaan) atau di satu bangunan khusus
untuknya yang dinamakan Sopo Gordang yang terletak dekat Bagas Godang (kediaman
raja). Gordang Sambilan hanya digunakan untuk upacara adat dan perayaan Hari
Raya Idul Fitri.
a. Instrumen Gordang Sambilan
gambaaar: Gordang Sembilan

Tabung resonator Gordang Sambilan
terbuat dari kayu yang dilumbangi dan salah satu ujung lobangnya (bagian
kepalanya) ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit lembu yang
ditegangkan dengan rotan sebagai alat pengikatnya.
Untuk membunyikan Gordang
Sambilan digunakan kayu pemukul.
Masing-masing gendang dalam
ensambel Gordang Sambilan mempunyai nama sendiri. Namanya tidak sama di semua
tempat di seluruh Madailing. Karena masyarakat Madailing yang hidup dengan
tradisi adat yang demokratis punya kebebasan untuk berbeda.
Instrumen musik tradisional
Gordang Sambilan dilengkapi dengan dua buah ogung (gong) besar Yang paling
besar dinamakan ogung boru-boru (gong betina) dan yang lebih kecil dinamakan
ogung jantan (gong jantan), satu gong yang lebih kecil yang dinamakan doal dan
tiga gong lebih kecil lagi yang dinamakan salempong atau mong-mongan. Gordang
Sambilan juga dilengkapi dengan alat tiup terbuat dari bambu yang dinamakan
sarune atau saleot dan sepasang simbal kecil yang dinamakan tali sasayat.
b. Penggunaan Gordang Sambilan
Pada zaman sebelum Islam, Gordang
Sambilan digunakan untuk upacara memanggil roh nenek moyang apabila diperlukan
pertolongannya. Upacara tersebut dinamakan paturuan Sibaso (memanggil roh untuk
merasuk/menyurupi medium Sibaso). Tujuannya untuk minta pertolongan roh nenek
moyang, mengatasi kesulitan yang sedang menimpa masyarakat, seperti misalnya
penyakit berjangkit. Gordang Sambilan digunakan juga untuk upacara meminta
hujan atau menghentikan hujan yang turun terlalu lama dan menimbulkan
kerusakan. Selain itu dipergunakan pula untuk upacara perkawinan yang dinamakan
Orja Godang Markaroan Boru dan untuk upacara kematian yang dinamakan Orja
Mambulungi.
Penggunaan Gordang Sambilan untuk
kedua upacara tersebut, karena untuk kepentigan pribadi harus lebih dahulu
mendapat izin dari pemimpin tradisional yang dinamakan Namora Natoras dan dari
Raja sebagai kepala pemerintahan. Permohonan izin itu dilakukan melalui suatu
musyawarah adat yang disebut markobar adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh
Namora Natoras dan Raja beserta pihak yang akan menyelenggarakan upacara.
Gordang Sembilan di Marga

Pemain Bombat di upacara Kematian

Sarama / Penari Credit: M. Dolok Lubis

Karena dalam beberapa lawatan kesenian
tradisional Indonesia
ke dua Kontinen tersebut sudah diperkenalkan Gordang Sambilan. Orang Mandailing
yang banyak terdapat di Malaysia
sudah mulai pula menggunakan. Gordang Sambilan untuk berbagai upacara.
Dengan ditempatkannya Gordang
Sambilan sebagai instrumen musik kesenian tradisional Mandailing, maka Gordang
Sambilan sudah digunakan untuk berbagai keperluan di luar konteks upacara adat
Mandailing. Misalnya untuk menyambut kedatangan tamu-tamu agung,
perayaan-perayaan nasional dan acara pembukaan berbagai upacara besar serta
untuk merayakan Hari Raya Adul Fitri.



Mamodil atau menembak merupakan
seni yang sudah tergolong moderen. Secara tradisional dikenal adanya aktifitas
Mangultop, yaitu menembak burung dengan peralatan sederhana dari bambu sebagai
laras senjata dan lidi ijuk yang dibubuhi gabus sebagai pelurunya. Tidak jarang
peluru ini bisa mematikan burung dengan jarak tembak sampai 50 meter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar